PENGERTIAN
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN
1.
Definisi Ilmu Pengetahuan
Dalam kamus Bahasa
Indonesia yang telah disempurnakan, yang dimaksud Ilmu Pengetahuan adalah suatu
bidang yang disusun yang sistematis berdasarkan metode tertentu, untuk dapat
dimanfaatkan sebagai penjelas gejala tertentu. (Admojo, 1998).
Menurut Mulyadhi
Kartanegara, yang dimaksud ilmu adalah melebihi sains. Artinya apabila sains
hanya terfokus pada bidang pembahasan secara fisik dan inderawi saja, maka ilmu
pengetahuan melampui bidang-bidang tersebut, secara metafisika. Semua
pendapatnya tertuang dalam kalimatany organized knowledge sebagai definisi
ilmu.
Menurut “ensiklopedia
Indonesia” ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang
masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaaan-pemeriksaan yang dilakukan
secara teliti dengan menggunakan metode-metode tertentu. Ilmu pengetahuan
prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematiskan common
sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari, namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat
dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Ilmu pengetahuan
diambil dari kata bahasa inggris science , yang berasal dari bahasa latin
scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui.
Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional,
sistematik, logis, dan konsisten.
Jika bisa saya ambil
kesimpulan, ilmu pengetahuan adalah suatu bidang yang berasal dari berbagai
pengetahuan yang didapatkan sebagai hasil dari suatu gejala yang dianalisa dan
diperiksa secara teliti dengan menggunakan metode metode tertentu (secara
rasional, sistematik, logis, dan konsisten) sehingga didapat penjelasan
mengenai gejala yang bersangkutan. Jadi ilmu pengetahuan itu konkrit dan tidak
terbatas, yaitu dapat diukur kebenarannya. Kehadiran objek dan subjek tidak
dapat dipisahkan atau memiliki keterkaitan satu sama lainnya.
2.
Sejarah Ilmu Pengetahuan
Berdasarkan sejarah ilmu, maka zaman tertua dimulai
dari zaman kuno karena dalam pengentahuannya, manusia sudah dapat meramu
makanan dan membuat peralatan untuk berburu. Zaman kuno sendiri, terbagi
menjadi beberapa masa, yaitu:
• Masa
Mesir dan Babilon : ± 4000- 6000 SM
• Masa
Yunani Kuno : 600-30 SM
• Masa
Romawi : 30 SM-400 M
Sebagai manusia pra sejarah, manusia purba telah
menemukan beberapa hubungan yang bersifat empiris. Hal itu membuat mereka telah
mengerti dengan keadaan dunia. Walaupun sejarah ilmu pengetahuan pada masa ini
belum diakui, tapi manus purba telah mengetahui bagaimana cara untuk bertahan
hidup.
Pada masa sejarah,
manusia diduga telah memiliki pengetahuaan yang lebih maju. Di mana menurut
sejarah ilmu pengetahuan, manusia ketika itu telah mengetahui cara menulis,
bagaimana membaca serta dan berhitung. Hal itu membuat kebudayaan manusia mulai
berkembang di beberapa tempat tertentu, seperti Mesir di Afrika, Babilonia,
Sumeria, Niniveh, serta Tiongkok di Asia. Menurut sejarah ilmu pengetahuan,
ketika itu mereka telah mengenal angka dan sudah dapat menghitung.
Menurut sejarah ilmu
pengetahuan, dalam kehidupan bangsa Mesir, berbagai gagasan ilmiah dari
pengetahuan arsitektur telah tumbuh. Di mana mereka telah mengenal ilmu hitung,
ilmu gaya, dan ilmu ukur. Ilmu pengetahuan itu mereka gunakan untuk mendirikan
berbagai kuil, istana, serta piramid. Selain ilmu arsitektur, Mesir juga telah
mengenal ilmu kedokteran dan Ilmu bedah. Hal ini bisa dilihat pula bagaimana
mereka dapat mengawetkan mayat hingga ribuat tahun seperti saat ini.
Sejarah ilmu pengetahuan
di Yunani Kuno terkenal dengan perkembangan filsafat. Ilmu filsafat telah ada
bahkan sebelum para filosof klasik di Yunani mempelajari serta
mengembangkannya. Filsafat dikembangkan dan menjadi ilmu yang sangat berharga
untuk perkembangan ilmu pengetahuan lainnya pada banyak generasi berikutnya,
bahkan hingga saat ini. Bahkan, ilmu filsafat juga berhasil membantu
perkembangan agama Islam pada abad pertengahan masehi hingga saat ini.
Kajian mengenai Islam
menjadi sangat masuk akal dan dapat diterima oleh masyarakat dengan bantuan
ilmu filsdafat. Dalam sejarah ilmu pengatahuan, ilmu filsafat yang
dikembangakan masyarakat Yunani ini sangat penting bagi peradaban manusia
karena dengan filsafat pola pikir manusia pada saat itu menjadi berubah dari
mitosentris menjadi logosentris.
Hal ini kemudian juga
berpengaruh terhadap penciptaan teknologi yang saat ini dapat kita nikmat.
Perkembangan ilmu filsafat ini berhasil membuat manusia memasuki peradaban baru
yang lebih cerdas dan berpikir.
Sejarah ilmu
pengetahuan dala kehidupan masyarakat Romawi didominasi oleh bidang teknik dan
pengobatan. Mereka telah menemukan cara-cara baru untuk menambang berbagai
barang mineral seperti timah dan emas.
Selain itu, bangsa Romawi juga mengembangkan penggilingan
biji-bijian dan instalasi air. Mereka juga telah membangun sistem pembuangan
kotoran. Hal ini berguna untuk menjaga kota sehingga akan tetap menjadi bersih
dan sehat.
Tidak hanya itu, dalam sejarah ilmu pengetahuan,
bangsa Romawi adalah bangsa yang pertama kali membuat bangunan dengan
menggunakan beton, seperti untuk mengembangkan kubah serta berbagai bentuk
bangunan lainnya. Walaupun mereka tidak mengalami perkembangan yang besar dalam
bidang matematika, tapi mampu untuk menciptakan sistem penulisan angka mereka
sendiri.
DEFINISI
TEKNOLOGI
Teknologi adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan
pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah
tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber
pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan
mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di
antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik
terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas
dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai;
pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang
sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Berita
Teknologi Pengertian Teknologi
Teknologi telah
memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok
masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi
global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak
proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang
disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumi dan
lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu
masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika
baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks
produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnynya hanya menyangku
permesinan, contoh lainnya adalah tantangan norma-norma tradisional.
Bahwa keadaan ini
membahayakan lingkungan dan mengucilkan manusia; penyokong paham-paham seperti
transhumanisme dan tekno-progresivisme memandang proses teknologi yang
berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat dan kondisi
manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini, diyakini bahwa
pengembangan teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian
ilmiah terbaru mengisyaratkan bahwa primata lainnya dan komunitas lumba-lumba
tertentu telah mengembangkan alat-alat sederhana dan belajar untuk mewariskan
pengetahuan mereka kepada keturunan mereka.
Definisi
dan Penggunaan Teknologi
Penggunaan istilah
‘teknologi’ (bahasa Inggris: technology) telah berubah secara signifikan lebih
dari 200 tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim dalam
bahasa Inggris, dan biasanya merujuk pada penggambaran atau pengkajian seni
berguna. Istilah ini seringkali dihubungkan dengan pendidikan teknik, seperti
di Institut Teknologi Massachusetts (didirikan pada tahun 1861). Istilah
technology mulai menonjol pada abad ke-20 seiring dengan bergulirnya Revolusi Industri
Kedua. Pengertian technology berubah pada permulaan abad ke-20 ketika para
ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh Thorstein Veblen, menerjemahkan
gagasan-gagasan dari konsep Jerman, Technik, menjadi technology. Dalam bahasa
Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, perbedaan hadir di antara Technik dan
Technologie yang saat itu justru nihil dalam bahasa Inggris, karena kedua-dua
istilah itu biasa diterjemahkan sebagai technology. Pada dasawarsa 1930-an,
technology tidak hanya merujuk pada ‘pengkajian’ seni-seni industri, tetapi
juga pada seni-seni industri itu sendiri. Pada tahun 1937, seorang sosiolog
Amerika, Read Bain, menulis bahwa technology includes all tools, machines,
utensils, weapons, instruments, housing, clothing, communicating and transporting
devices and the skills by which we produce and use them (“teknologi meliputi
semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti
pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan kita
menghasilkan semua itu”). Definisi yang diajukan Bain masih lazim dipakai oleh
kaum terpelajar hingga saat ini, terkhusus ilmuwan sosial. Tetapi ada juga
definisi yang sama menonjolnya, yakni definisi teknologi sebagai sains terapan,
khususnya di kalangan para ilmuwan dan insinyur, meskipun sebagian besar
ilmuwan sosial yang mempelajari teknologi menolak definisi ini. Yang lebih
baru, para kaum terpelajar telah meminjam dari para filsuf Eropa, technique,
untuk memperluas makna technology ke berbagai macam bentuk nalar instrumental,
seperti dalam karya Foucault tentang techniques de soi, yang diterjemahkan
sebagai technologies of the self atau teknologi diri.
Kamus-kamus dan para
sarjana telah memberikan berbagai macam definisi. Kamus Merriam-Webster
memberikan definisi “technology” sebagai the practical application of knowledge
especially in a particular area (terapan praktis pengetahuan, khususnya dalam
ruang lingkup tertentu) dan a capability given by the practical application of
knowledge (kemampuan yang diberikan oleh terapan praktis pengetahuan). Ursula
Franklin, dalam karyanya dari tahun 1989, kuliah “Real World of Technology”,
memberikan definisi lain konsep ini; yakni practice, the way we do things
around here (praktis, cara kita memperbuat ini semua di sekitaran sini).Istilah
ini seringkali digunakan untuk mengimplikasikan suatu lapangan teknologi
tertentu, atau untuk merujuk teknologi tinggi atau sekadar elektronik konsumen,
bukannya teknologi secara keseluruhan.[8] Bernard Stiegler, dalam Technics and
Time, 1, mendefinisikan technology dalam dua cara: sebagai the pursuit of life
by means other than life (pencarian kehidupan, dalam artian lebih dari sekadar
hidup), dan sebagai organized inorganic matter (zat-zat anorganik yang tersusun
rapi).
Secara umum, teknologi
dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang diciptakan
secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai.
Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Ia adalah istilah
yang mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti
linggis atau sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit, seperti stasiun luar
angkasa atau pemercepat partikel. Alat dan mesin tidak mesti berwujud benda;
teknologi virtual, seperti perangkat lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke
dalam definisi teknologi ini.
Kata “teknologi” juga digunakan untuk merujuk
sekumpulan teknik-teknik. Dalam konteks ini, ia adalah keadaan pengetahuan
manusia saat ini tentang bagaimana cara untuk memadukan sumber-sumber, guna
menghasilkan produk-produk yang dikehendaki, menyelesaikan masalah, memenuhi
kebutuhan, atau memuaskan keinginan; ia meliputi metode teknis, keterampilan,
proses, teknik, perangkat, dan bahan mentah. Ketika dipadukan dengan istilah
lain, seperti “teknologi medis” atau “teknologi luar angkasa”, ia merujuk pada
keadaan pengetahuan dan perangkat disiplin pengetahuan masing-masing.
“Teknologi state-of-the-art” (teknologi termutakhir, sekaligus tercanggih)
merujuk pada teknologi tinggi yang tersedia bagi kemanusiaan di ranah manapun.
Teknologi dapat
dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah kebudayaan. Selain itu,
teknologi adalah terapan matematika, sains, dan berbagai seni untuk faedah kehidupan
seperti yang dikenal saat ini. Sebuah contoh modern adalah bangkitnya teknologi
komunikasi, yang memperkecil hambatan bagi interaksi sesama manusia, dan
sebagai hasilnya, telah membantu melahirkan sub-sub kebudayaan baru; bangkitnya
budaya dunia maya yang berbasis pada perkembangan Internet dan komputer.[12]
Tidak semua teknologi memperbaiki budaya dalam cara yang kreatif; teknologi
dapat juga membantu mempermudah penindasan politik dan peperangan melalui alat
seperti pistol atau bedil. Sebagai suatu kegiatan budaya, teknologi memangsa
ilmu dan rekayasa, yang masing-masing memformalkan beberapa aspek kerja keras
teknologis.
DEFINISI
KEMISKINAN
Kemiskinan dalam
pengertian konvensional merupakan pendapatan (income) dari suatu kelompok
masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu seringkali
berbagai upaya pengentasan kemiskinan hanya berorientasi pada upaya peningkatan
pendapatan kelompok masyarakat miskin.
Kemiskinan seringkali
dipahami dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan
kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang
sangat kompleks, baik dari faktor penyebab maupun dampak yang ditimbulkannya.
Kemiskinan dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) pengertian, yakni: kemiskinan absolut, kemiskinan
relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut
apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimum, seperti: pangan, sandang, kesehatan, papan,
pendidikan. Seseorang tergolong miskin relatif apabila seseorang tersebut
sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah
kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan seseorang tergolong miskin kultural
apabila seseorang atau sekelompok masyarakat tersebut memiliki sikap tidak mau
berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain
yang membantunya.
Adapun pendekatan yang digunakan untuk memperkirakan
penduduk miskin yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) dapat dibagi
menjadi 2 (dua), yaitu: (1) Pendekatan Wilayah dan (2) Pendekatan Rumah Tangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar